5 Jenis Ikan Lele yang Cepat Panen dan Mudah Perawatannya

Jenis Ikan Lele yang Cepat Panen | Hai, teman-teman pembaca setia! Masih ingat dengan serunya membahas budidaya ikan lele dari artikel sebelumnya?

Nah, mimin Yuk Ternak kembali lagi nih dengan topik yang nggak kalah menarik: “5 Jenis Ikan Lele yang Cepat Panen dan Mudah Perawatannya”. Pasti penasaran kan, apa aja sih jenis-jenis lele yang oke buat dipelihara?

Tenang aja, mimin akan bahas secara lengkap untuk kalian yang lagi berencana memulai usaha budidaya ikan lele. Jadi, jangan kemana-mana ya, simak terus artikelnya sampai habis!

Budidaya Lele di Indonesia

Masuknya lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985 membawa dampak besar terhadap industri ini. Sejak saat itu, jumlah peternak lele di Indonesia terus bertambah pesat.

Lele dumbo memperoleh popularitas yang luar biasa, bahkan mengalahkan lele lokal yang sebelumnya menjadi satu-satunya jenis lele yang dibudidayakan di Indonesia.

Hal ini tak terlepas dari kecepatan pertumbuhan lele dumbo yang memukau, produksi telur yang melimpah, dan ketahanannya terhadap berbagai penyakit.

Namun, saat ini, pada tahun 2022, kita menyaksikan keberagaman jenis lele budidaya di Indonesia semakin berkembang pesat. Tidak hanya lele dumbo dan lele lokal yang mendominasi, tetapi banyak jenis lele lainnya juga mulai diperkenalkan.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa tidak semua jenis lele cocok untuk dibudidayakan dengan sukses. Masing-masing jenis memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.

Oleh karena itu, mari kita telaah bersama kelebihan dari setiap jenis lele yang ada agar kalian dapat membuat pilihan yang tepat dalam memulai budidaya lele. Ayo, kita pelajari bersama!

Jenis Jenis Ikan Lele Budidaya

Berikut ini adalah 5 jenis ikan lele yang sering dan mudah untuk di budidayakan di Indonesia :

1. Lele Mutiara

Lele Mutiara
Lele Mutiara

Lele mutiara adalah varietas lele unggul terbaru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Jawa Barat. Diresmikan pada tahun 2014, lele mutiara merupakan hasil persilangan dari empat jenis lele Afrika yang ada di Indonesia: lele mesir, lele phyton, lele sangkuriang, dan lele dumbo.

Keunggulan Lele Mutiara:

  • Tumbuh Lebih Cepat: Lele mutiara dapat tumbuh 20-70% lebih cepat dibandingkan lele biasa. Benih lele mutiara berukuran 5-7 cm dapat dipanen dalam waktu 45-50 hari dengan ukuran 6-9 ekor/kg. Lele jenis lain baru dapat dipanen pada usia 60 hari.
  • Hemat Pakan: Lele mutiara memiliki konversi pakan yang rendah, yaitu sekitar 0,6-1,0. Artinya, lele mutiara membutuhkan lebih sedikit pakan untuk menghasilkan 1 kg daging.
  • Tingkat Keseragaman Tinggi: Lele mutiara memiliki tingkat keseragaman ukuran yang mencapai 80%. Hal ini memudahkan pembudidaya dalam memanen dan memasarkan lele.
  • Tahan Penyakit: Lele mutiara memiliki daya tahan tubuh yang kuat terhadap penyakit, seperti penyakit jamur dan bakteri.
  • Potensi Untung Besar: Dengan berbagai keunggulannya, lele mutiara memiliki potensi keuntungan yang besar bagi pembudidaya.


Memang lele mutiara tergolong ikan budidaya yang unggul. Namun, seperti kebanyakan ikan hasil budidaya, lele mutiara mungkin memiliki kekurangan dibanding lele dumbo atau lele sangkuriang yang merupakan induknya.

Beberapa kekurangan potensial lele mutiara diantaranya:

  • Kurang Varietas: Karena lele mutiara varietas baru, belum banyak varietas lele mutiara yang dikembangkan. Hal ini bisa berdampak pada keragaman genetik dan ketahanan lele mutiara terhadap penyakit di masa depan.
  • Ketersediaan Bibit: Karena dikembangkan belum lama, ketersediaan benih lele mutiara mungkin masih terbatas di beberapa daerah.

2. Lele Dumbo

Lele Dumbo
Lele Dumbo

Mimin akan mengenalkan kalian pada ikan lele yang sangat menarik, yaitu lele dumbo. Lele dumbo merupakan hasil persilangan antara lele Taiwan dan lele Afrika, yang pertama kali dikembangkan di Indonesia pada tahun 1985.

Pada masa itu, pemerintah Indonesia sungguh bergantung pada komoditas lele dumbo untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan lele di tanah air agar lebih menguntungkan.

Perlu Kalian ketahui, lele dumbo memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan dengan lele lokal lainnya. Hanya dalam rentang waktu 2-3 bulan, lele dumbo dapat mencapai ukuran yang sama dengan lele lokal yang dibesarkan selama 1 tahun.

Secara fisik, lele dumbo memiliki warna hitam agak kehijauan. Namun, jika mengalami stres, mereka bisa menunjukkan bercak hitam atau putih di tubuhnya.

Hal ini mungkin terlihat mengkhawatirkan, tetapi jangan kuatir, karena begitu stresnya hilang, warna kulitnya akan kembali normal. Dan satu hal yang perlu Kalian ingat, patil (duri) pada ikan lele dumbo tidak mengandung racun, sehingga aman untuk manusia.

Kalian mungkin penasaran tentang kebiasaan lele dumbo dalam budidaya. Salah satu keunggulannya adalah kekebalannya terhadap penyakit, membuatnya sangat cocok untuk dibudidayakan di kolam tanah.

Dan yang lebih menarik lagi, berbeda dengan lele lainnya, lele dumbo tidak membuat lubang di tanah dasar kolam saat dibudidayakan. Jadi, Kalian tidak perlu repot mencari lele di lubang ketika waktunya panen tiba.

3. Lele Sangkuriang

Lele Sangkuriang
Lele Sangkuriang

Lele Sangkuriang ini istimewa karena merupakan hasil dari pemuliaan lele dumbo asli, dengan menggabungkan induk betina generasi kedua (F2) dan jantan generasi keenam (F6).

Penelitian yang dilakukan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor, Jawa Barat pada tahun 2004 menghasilkan lele ini, dan dinamai Sangkuriang sebagai penghormatan terhadap karya tersebut.

Kalian harus tahu bahwa keberadaan lele Sangkuriang ini sebenarnya merespon keluhan para Pembudidaya terhadap kualitas menurun dari lele dumbo.

Maka dari itu, lele Sangkuriang menjadi solusi yang efektif dalam memenuhi kebutuhan akan lele berkualitas.

Saat dibandingkan dengan lele dumbo, lele Sangkuriang memiliki pertumbuhan yang lebih cepat. Selama masa bertelur, lele ini mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang signifikan, sekitar 40.000-60.000 butir.

Keunggulan lainnya adalah ketahanannya terhadap penyakit yang lebih baik dibanding lele dumbo dan jenis lokal lainnya. Selain itu, lele Sangkuriang juga dapat hidup dalam kondisi kolam dengan ketersediaan air yang minim.

Yang lebih menarik lagi, daging lele Sangkuriang memiliki kualitas dan rasa yang istimewa. Tekstur dagingnya lebih lezat dan gurih, menjadikannya pilihan yang sempurna untuk dinikmati oleh para pecinta ikan lele.

Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, tidak mengherankan jika lele Sangkuriang menjadi favorit di kalangan Pembudidaya dan penggemar ikan lele.

4. Lele Lokal

Lele Sangkuriang
Lele Sangkuriang

Lele lokal telah menjadi andalan sebelum kedatangan lele dumbo ke Indonesia. Berbeda dengan lele dumbo yang baru-baru ini populer, lele lokal memiliki ciri khasnya sendiri.

Tubuhnya lebih kecil dengan warna yang cenderung lebih gelap, beraksen hijau, dan yang paling menonjol adalah adanya patil beracun di pangkal sirip dadanya.

Patil inilah yang membuat lele lokal cukup berbahaya, karena jika tersengat bisa membunuh hewan lain dan bahkan menyebabkan demam serta pembengkakan pada manusia.

Tak hanya itu, keunikan lele lokal adalah kemampuannya untuk berjalan di darat, sehingga mendapat julukan “Walking Catfish”.

Di Indonesia sendiri, kita mengenal tiga jenis lele lokal, yaitu lele hitam, lele putih, dan lele merah.

Dari ketiganya, hanya lele hitam yang layak untuk dikonsumsi sebagai makanan, sementara lele putih dan merah biasanya lebih dijadikan sebagai ikan hias.

Penyebaran lele lokal dimulai dari wilayah Asia Selatan hingga ke bagian Barat Indonesia.

Namun, sayangnya, popularitas lele lokal mulai meredup seiring dengan masuknya lele dumbo ke Indonesia.

Hal ini terjadi karena pertumbuhan lele dumbo lebih cepat dan ukurannya yang lebih besar dibandingkan dengan lele lokal.

5. Lele Phyton

Lele Phyton
Lele Phyton

Lele Phyton adalah hasil persilangan antara lele dumbo lokal dengan lele Thailand, loh. Jadi, bisa dibilang ini ikan lele yang spesial.

Yang menarik dari lele phyton ini adalah kulitnya yang berlendir dan memiliki pigmen hitam. Makanya, kalau kalian lihat, warnanya itu pekat banget.

Mulutnya juga lebar, jadi bisa memakan ikan lain atau bahkan bangkai yang ada di kolam budidaya.

Kalau diperhatikan, ada 8 kumis di sekitar mulutnya, plus sirip tunggal di punggung, ekor, dan dubur, serta sirip berpasangan di dada dan perutnya.

Nah, soal habitatnya, lele phyton bisa hidup di mana saja, mulai dari sungai dengan arus tenang, kolam, danau, sampai rawa.

Yang seru, dia bisa hidup di perairan dengan kadar oksigen rendah, karena punya organ pernafasan tambahan di depan insangnya. Jadi, oksigen bisa dia ambil langsung dari udara, jadi ga perlu khawatir kalau airnya kurang oksigen.

Kalau kalian mau beternak lele phyton di kolam tanah, ada tips nih. Pilih tanah yang jenisnya tanah liat atau lempung, yang ga berpori, berlumpur, dan subur. Pasti akan membantu pertumbuhan mereka dengan baik.

Cara Memilih Jenis Ikan Lele yang Cocok

Setelah menyimak karakteristik, kekurangan, dan kelebihan beberapa jenis lele di atas, kalian tentunya harus memilih jenis lele yang sesuai untuk dibudidayakan.

Selain melihat kecepatan pertumbuhan, penting juga untuk mempertimbangkan lokasi kolam, kondisi udara, kondisi air, serta metode budidaya yang dibutuhkan oleh masing-masing jenis lele. Semuanya ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Kalian.

Jika kolam Kalian memiliki kadar oksigen yang rendah, maka pilihan yang tepat adalah memelihara lele phyton.

Lele phyton memiliki alat pernafasan tambahan di depan insangnya, sehingga tidak memerlukan kincir tambahan di atas kolam untuk memberikan oksigen ekstra.

Namun, perlu diingat bahwa lele phyton tidak dapat hidup di ketinggian lebih dari 700 meter di atas permukaan laut, ya, Bapak/Ibu.

Selanjutnya, jika Kalian menginginkan lele dengan pertumbuhan cepat dan ketahanan yang tinggi terhadap penyakit, maka pilihan yang tepat adalah lele mutiara.

Lele mutiara dapat tumbuh hingga 10-40% lebih cepat dari jenis lele lainnya dalam rentang waktu 40-80 hari.

Meskipun pertumbuhannya cepat, lele mutiara bukanlah lele yang memiliki daging paling gurih di antara jenis lele lainnya.

Sementara itu, jika KAlian menginginkan lele dengan daging yang gurih dan rendah lemak, maka lele lokal adalah pilihannya.

Namun, lele lokal tumbuh dengan sangat lambat. Untuk mencapai ukuran yang sama, lele dumbo hanya membutuhkan 2-3 bulan sedangkan lele lokal memerlukan waktu 1 tahun.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan ketika memelihara lele lokal adalah patilnya. Patil yang dimiliki oleh lele lokal dapat menjadi mematikan bagi hewan lain dan menyebabkan bengkak serta demam pada manusia.

Oleh karena itu, Kalian harus mempertimbangkan dengan baik sebelum memilih jenis lele yang akan dibudidayakan.

Tahukah Kalian Jenis Kolam dan Lokasi yang bagus untuk Ternak Lele?

Penutup

Nah, begitulah teman-teman pembaca, itulah lima jenis ikan lele yang cepat panen dan mudah dirawat.

Dari pembahasan kita tadi, bisa dikatakan bahwa budidaya ikan lele itu nggak sesulit yang dibayangkan, kan? Dengan pemilihan jenis yang tepat dan perawatan yang baik, sukses pun bisa di tangan kita.

Jadi, jangan ragu untuk mencoba dan terus eksplorasi dunia budidaya ikan lele ini. Siapa tahu, menjadi usaha yang menguntungkan bagi kita semua.

Sampai jumpa di artikel berikutnya, ya! Salam sukses dari mimin!

Hendro Susanto

Seorang editor konten yang punya pengalaman di dunia tulis-menulis. Awalnya, aku terjun ke dunia ini sebagai seorang penulis artikel sebelum merambah ke bidang editing. Selain dari kerjaan, hobi aku yang nggak kalah seru adalah memelihara ikan. Sejak dulu, aku udah tergila-gila sama kegiatan ini dan suka banget ngurusin akuarium di rumah.

Tinggalkan komentar